Sayup-sayup hembusan angin menembus dinding rumah itu, rumah dengan dinding geribik yang terbuat dari anyaman bambu. Dinginnya menusuk hingga ke relung jiwa, membangunkan tiap-tiap insan di dalamnya. Gadis kecil itu beranjak bangun dari tempat tidurnya, dan memulai hari ini. Silah Pancalia namanya, akrab di panggil Silah oleh sekelilingnya. Sejak kecil, Silah di asuh oleh kedua Mbahnya bernama Mbah Udah dan Mbah Adam. Kedua orang tuanya telah lama berpisah, bahkan sejak gadis ini masih berusia 7 bulan di dalam kandungan Ibunya. Ayahnya pergi dengan wanita lain, meninggalkan Ibunya. Tak sudi di madu, ibunya memilih bercerai dan menghidupi Silah seorang diri. Setelah lahir, ibunya terpaksa merantau demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Di sinilah kisah gadis ini dimulai. Cerita pertamaku… Dengan penuh kesedihan dan tangis yang terbendung, Ibu mencium pipiku, dan berkata padaku “ Semua ini untuk kamu” lalu aku dan mbah Adam mengantarkan Ibu ke terminal bus Lebakwangi...